CARA MEMBUAT ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

ANALISIS KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)

Menganalisis KI dan KD merupakan aktifitas mengkaji secara mendalam mengenai berbagai unsur yang terkandung dalam KI dan KD. Menganalisis KI dan KD merupakan langkah awal dalam membuat perencanaan pembelajaran berupa silabus.

Mekanisme analisis Ki dan KD
Untuk mempermudah menganalisis KI dan KD maka diberikan contoh seperti di bawah ini:
ANALISIS KI DAN KD
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SEMESTER 1





Cara pengisian format di atas dilakukan melalui 8 langkah analisis sebagai berikut:
Langkah pertama, kolom 1 (Ki) diisi standar kompetensi yang diambil dari standar isi. Langkah ke dua, adalah kolom 2 (KD) diisi kompetensi dasar yang diambil dari standar isi. Berikutnya ke 3,  kolom 3 (Tahapan berpikir) diisi menurut tahapan berfikir ranah kognitif pada taksonomi Bloom. Dalam taksonomi Bloom tahap berpikir dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk menentukan ranah tersebut dapat dilihat dari kata  kerja kompetensi dasarnya. Bila kata kerjanya menunjukkan ranah kognitif maka tahap berpikirnya bisa C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (sintesis), atau C6 (evaluasi). Bila kata kerjanya menunjukkan ranah priskomotor maka tahap berpikirnya bisa diisi P1 (Menirukan), P2 (Memanipulasi), P3 (Pengalamiahan), atau P4 (Artikulasi). Bila kata kerjanya merupakan ranah afektif maka kolom tersebut dapat diisi A1 (menerima), A2 (menanggapi), A3 (menilaia), A4 (mengelola), atau A5 (menghayati). Untuk ini guru harus paham kata kerja operasionalnya.

Prosedur berikutnya sebagai langkah ke (4) adalah melengkapi kolom enam bukan kolom empat dilakukan sebagai berikut: kolom 6 (Materi Pokok) diisi materi pokok. Untuk menentukan materi pokok dapat dilakukan dengan cara menghilangkan kata kerja yang terdapat dalam Kompetensi dasar. Bila materi pokok lebh dari satu maka ditulis per poin. Ke (5), kolom 4 (Indikator Pencapaian Kompetensi) diisi indikator pencapaian kompetensi. Indikator ini harus ditentukan tahapan berpikirnya. Penentuan tahapan tersebut didasarkan pada tahapan berpikir dari Kompetensi dasar. Bila tahap berpikir dari Kompetensi dasar C2 maka tahap berpikir indikatornya harus meliputi C1 dan C2 untuk setiap materi pokok. Bila tahapan berpikir Kompetensi dasarnya C3 maka tahapan berpikirnya indikator harus C1, C2, dan C3. Jika tahapan berpikir dari kompetensi dasar P2 maka tahapan berpikir dari indikatornya adalah P1 dan P2 untuk setiap materi pokok. Demikian seterusnya.

Terdapat 4 poin acuan dalam pengembangan indikator: (a) dari mudah ke sukar (ubungannya dengan kompetensi); (b) dari sederhana ke kompleks (materi); (c) dari konkrit ke abstrak (materi ajar); (d) dari dekat ke jauh (materi pembelajaran). Nomor 1 dan 2 untuk pengembangan silbus. Nomor 3 dan 4 untuk proses, yaitu RPP; materi pada desain, materi pembelajaran pada pelaksanaan. Banyaknya indikator tergantung pada kompleksitas materi pokok. Semakin kompleks maetri pokoknya maka semakin banyak indikatornya. Kompleksitas materi bisa dilihat dari indikator yang tersurat, bila dalam penulisan terdapat tanda koma atau “dan” berarti kompleks.

Setiap materi pokok memiliki 2 indikator yaitu C1 dan C2. Mengembangkan penambahan indikator tidak boleh sembarangan. Untuk Sekolah Standar Nasional (SSN), indikator tidak boleh melebihi tahapan berpikir yang tertera di SI, yang boleh menambah atau mengembangkan indicator adalah Sekolah Berstandar Internasional (SBI).